Menggugat Penganut Quote di Social Media

sc: internet. lupa lebih tepatnya di mana

 

Menggugat pengguna kutipan di medsos.

Pernahkah kamu melihat kutipan di timeline media sosial? mungkin kalian juga pernah merepostnya, atau memakai kutipan itu sebagai caption foto atau story/status sosmed. Pernahkah kalian mencari tau lagi kebenaran dari kalimat yang dikutip itu? Pernahkah kalian merasa janggal antara kalimat dan orang yang dijadikan sumber kalimat? False quote atau kutipan yang salah semakin menggerogoti pengguna sosial media.

Bahkan ada salah satu puisi yang menyatakan bahwa puisi itu ditulis oleh Sapardi Djoko Damono. Pak Sapardi sendiri sudah beberapa kali klarifikasi yang mana puisi itu tidak ditulis olehnya.

 

Dari sekian banyak hal positif dan negatif dari internet. Kemampuan literasi kita menjadi salah satu masalahnya sehingga berimbas pada kutipan yang kita gunakan. kutipan atau dikenal dengan quote sudah biasa kita temukan di lini masa media sosial. Kebanyakan quote itu menyertakan sumber yang keliru, juga salah interpretasi atau kata yang dimodifikasi sehingga kehilangan maknanya.

Dengan kebebasan mengakses internet dan semakin rumitnya kehidupan manusia. tidak akurat orang bisa mendapatkan berbagai kutipan palsu di internet dan dengan mudahnya percaya hanya karena itu ‘dikatakan’ seorang terkenal. contohnya Oscar Wilde. Ada sebuah kutipan dari Wilde berbunyi “Life is far too important  to be taken seriously.” Tapi sebernarnya kalimat barusan keliru, yang sebenarnya adalah “life is far too important a thing ever to talk seriously about it.”

“live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” Kutipan ini sering dikaitkan dengan Gandhi tapi tidak ada catatan bahwa Gandhi pernah mengatakan ini.

 

 

Ada sebuah meme menyindir orang yang membuat kutipan mengatasnamakan namanya tapi menggunakan foto Mahatma Gandhi.

Oke berikut saya berikan contoh kutipan palsu yang mengatasnamakan fisikawan abad modern, albert einstein

“orang punya mulut tapi belum tentu punya otak” hingga beberapa bulan lalu, saya temui ini di media sosial Facebook digunakan sebagai caption foto dan cukup mengganggu. Di twitter, menggunakan kata kunci kutipan tadi, banyak saya temukan twit yang sama.

10 tahun ke belakang, tahun-tahun pertama kali saya menggunakan Facebook memang beberapa kali meggunakan kutipan yang ada di buku chord gitar. Contohnya all gliters are gold... 

Bahkan salah satu akun yang bergerak di bidang literasi, mencantumkan kutipan motivasi dan penyemangat untuk followersnya.

Setelah ditelusuri, ternyata kalimat itu bukan dari Einstein melainkan Alessandro Manzoni. akhirnya keinginan saya untuk membuat tulisan ini semakin memuncak. Ketikas saya sanggah, adminnya tidak meralat atau pun mengonfirmasi tentang penulis kutipan itu.

 

Begitu juga kutipan dalam ayat kitab suci, kalo tidak salah itu kata-kata paulus untuk jemaat di .... “...aku berdoa untuk kamu”  ayat tersebut dipelintir seseorang untuk kekasihnya. Padahal dalam konteks yang sebenarnya itu adalah kata-kata Paulus untuk jemaat di ......

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Salah satu musisi di Indonesia pernah berkata bahwa “gue nggak pengen (band gua) menjadi band luar biasa, gue pengen jadi musisi biasa agar bisa mewakili rakyat biasa”. Kalo saya boleh berpendapat, ini adalah pemahaman yang keliru dan hanya untuk terdengar keren biar bisa dijadikan quote. Kenapa saya berkata seperti itu? Kita ambil contoh The Beatles. Band yang luar biasa, memainkan musik dengan berbagai genre, menulis lirik yang bagus, dan punya penggemar di seluruh dunia. Banyak musisi yang terpengaruh oleh mereka sehingga dikatakan musik The Beatles adalah kiblat musik dunia. Tapi apakah The Beatles hanya disukai kelompok tertentu? Tidak, band ini disukai oleh lintas generasi. Apakah mereka hanya menulis lagu-lagu cinta? Tentu saja tidak, salah satu contohnya adalah lagu Blackbird yang ditulis McCartney. Blackbird merupakan analogi masyarakat kulit hitam yang mengalami diskriminasi.


Di Indonesia, kutipan yang dikutip Gie disalah artikan juga sebagai kalimat dari sang aktivis. Gie mengutip kata-kata dari seorang filsuf, “nasib terbaik ialah tidak pernah dilahirkan, yang kedua lahir dan mati muda, dan yang tersial adalah yang berumur tua”.


 

 

 

0 comments:

Karya Seni Hari-Hari Ini

 

OPINI : ETALASE / SELASAR KARYA SENI

Saat kita melihat dua lukisan kontemporer bagaimana kita meresponsnya? Sebagian besar pergi ke galeri ataupun tempat wisata pertunukan musik dan lainnya pasti selalu membuat dokumentasi, ini karena banyak poser bertebaran di mana-mana. Contoh memakai kaos band tapi tidak tau nama personil bahkan vokalis band. Di galeri ini ada orang menggambar sesuatu

 

Berabad-abad yang lalu, karya seni ad

menggambar kembali The Creation of Adam, Michelangelo

alah sesuatu yang bernilai. Para pelukis era menggunakan media, memperhitungkan presisi, pembagian lukisan, detail garis, perpaduan warna, kisah atau pesan di balik lukisan itu.

 

Pada abad 20 hingga kini, seni berubah. Tentu semua orang adalah seniman. Koki yang memasak adalah seniman, tukang kebun adalah seniman. Karena hakikatnya bebas. Seni ialah peniruan terhadap alam, kata Plato. Tapi zaman telah berubah. Peradaban maju dan manusia dituntut untuk berinovasi. Seniman masa kini (kontemporer) bisa menggunakan media lain selain kanvas dan batu (seni rupa).  Sebenarnya saya tidak ingin membahas berita kontroversial dua tahun silam karena sudah cukup banyak dibahas ketika kita menggugat seni modern, tapi ini bisa jadi bukti paling nyata. Sebuah pisang direkatkan di dinding dan berhasil dijual seharga 1.7 triliun. Ini gila. Oke, “semua anak adalah seniman” kata Picasso. Mari kita sepakati ini dulu. Ada juga seniman yang melukis menggunakan darah haid. Ini gila. Seni tentu bukan hanya tentang keindahan, tapi jika hal seperti ini dibiarkan, apa beda dengan tanda ban mobil yang berbelok tanpa disengaja? Apa itu bisa dibilang karya seni? Tentu akan ada banyak perdebatan. Tapi apa kita bersedia membayar ratusan juta? Karya seni bernilai karena ada nilai historis di baliknya,

 

Saat kita melihat sebuah pajangan di pameran, tidak dibuat di atas kanvas. Menggambar salah satu tokoh besar, lalu catlah gambar itu dengan berbagai warna agar terlihat indah (wpap). Karena seni itu indah. Tunggu, seni tidak hanya berhenti sampai di situ. Saya berkarya. Tapi lukisan kita sendiri sejujurnya tidak kita pahami, kita tidak tahu apa yang hendak disampaikan.

Kita membuat garis-garis di belokan ke kiri lalu ke kanan, diputar lagi, kita buat titik dan garis ke mana-mana tak tentu arah hingga mmenjadi sesuatu yang enak dipandang. Kita membuat karakter-karakter lucu, lagi-lagi enak dipandang.

Saat akan membuat design untuk suatu tempat umum kita hanya perlu menggunakan aplikasi yang sudah banyak templatenya, *anv*. Jika ingin gambar yang bagus kita cukup mencarinya di pinterest dan selesai.

Contoh lukisan the scream edvard munch

Salah satu cerpen dari Anton Chekhov yang berjudul karya seni.

Tapi saat kita berada di depan karya seni, bagaimana kita menikmatinya?

Dalam penyelanggaran pameran seni, kita tidak hanya menampilkan karya dari sang seniman saja. tapi kita harus memperhatikan latar dari karya seni itu, termasuk jarak pandang penikmat seni dan ruangan di mana karya seni itu dipamerkan. Ini bukan soal “saya melukis” atau “saya tekun berlatih untuk membuat detail”atau “Saya melakukan apa yang saya suka”. Karya seni bukan hanya soal enak dipandang tapi ia mempunyai roh. Kita tidak datang ke galeri atau pameran hanya untuk melihat sesuatu yang disebut karya kurang dari semenit lalu karena tidak memahami kita berkata “aku tidak mengerti, toh dia seniman, aku tak tau jalan pikiran seniman. karenanya, dia keren”, sang seniman yang dikritik keliru jika berkata “aku seorang seniman, kau tidak akan memahami karya ini, ini sebuah mahakarya. Ini ide brilian yang tidak bisa ditembus oleh orang biasa sepertimu”.

{mungkin paragraf ini perlu dihapus} Menurut saya, sebagai seorang yang masih awam, ruang untuk memamerkan seni lukis tidak harus dipenuhi corak atau garis atau gambar lain, karena yang akan ditonjolkan ada di sebuah bingkai, maka latar atau dinding itu harus kontras dengan karya itu. Contoh warna putih, atau merah gelap atau hijau gelap. Latar seperti ini akan membantu kita sebagai penikmat untuk fokus memandang dan menikmati karya yang dipamerkan. Berikutnya adalah posisi penempatan karya seni. Karya yang terlalu tinggi akan menyulitkan pengunjung yang kurang tinggi dalam hal ini perempuan. Sebaliknya penempatan yang terlalu rendah akan menyulitkan pengunjung yang lebih tinggi, kebanyakan laki-laki. Lagi-lagi penyelenggara tidak hanya dituntut untuk memamerkan tapi memastikan penikmat karya tersebut merasa nyaman. Bagaimana mungkin kita bisa menikmati karya seni jika leher kita pegal? Kecuali jika kita ke sana hanya untuk mendapatkan foto yang artsy.

Belakangan kita bisa dengan mudah melihat garis dan warna lucu di setiap sudut jalan, di bangunan tua sampai media sosial. Tapi apa yang seperti ini akan bertahan lama? Doodle art. Beberapa tahun belakangan ia sempat booming, dan hampir semua anak muda mencoba untuk membuatnya, tapi selanjutnya apa? Ya, memang lucu, menarik, tapi setelah kita menggambar makhluk lucu itu, apa yang kita dapatkan? Apa yang membedakan karya Rembrant dengan Pollock? Apa yang membedakan karya Affandi dan Basquiat? Apa pesan yang kita sampaikan? Adakah mereka melihatnya, setelah itu memikirkannya di hari selanjutnya? Mungkin puluhan tahun mendatang, seni kontemporer akan semakin berkembang. Dan generasi mendatang akan mengenang kita sebagai generasi doodle atau wpap(?) kira-kira seperti apa tren atau khas seni di generasi mendatang? Apa yang membedakan karya seni yang bernilai tinggi dan karya seni yang tidak cukup bagus? Kita sudah kehilangan standar dalam menilai karya seni, dalam hal ini seni lukis. Kita mulai terbuka dengan apapun dan memaklumi semua penggabungan dan pengaburan. Inilah dunia kita. Pada 2018, sebuah museum menggabungkan seni jaman dulu dan seni modern. Terlihat jelas perbedaannya. Tentu ini masih bisa diperdebatkan. Dan untuk itulah museum itu hadir. Hehe

Kritik terhadap seni masa kini. Modern art is rubbish. Sampah bisa dibuat menjadi karya seni. Tapi apakah kita serius mengelolanya, atau hanya akan menjadi barang rongsokan yang diberi cat warna warni? Hanya rongsokan yang diletakan berbeda sehingga kita punya persepektif yang berbeda? (kalo yang kedua ini mungkin saya setuju. Hehe).  Kritik terhadap masa kini. Membuat presisi dalam beberapa point untuk menemukan hal-hal baru. Dalm perspektif yang sama juga kita tahu bahwa hari-hari ini kita dituntut berinovasi, tapi juga tidak serta merta seenaknya saja. dan mengabaikan pesan yang ingin disampaikan. Seperti ketika kita melihat sebuah buku dari cover. Dan hanya mencomot dan mengurangi beberapa kalimat yang harusnya utuh agar bisa dipahami dengan benar, agar konteksnya tidak salah. Seberapa paham kita akan konteks yang dimaksud, meskipun begitu kalau berbicara di luar konteks, ada juga suatu bangunan yang belum selesai dijadikan cafe dan mengatasnamakan bagian dari seni, mengatasnamakan estetika zaman modern, proyek yang belum selesai itu dinikmati oleh pengunjung. Inilah manusia hari-hari ini.

Dalam salah satu scene film .... ..... ......... ada dialog seperti ini “you’re face is ugly, you gonna be masterpiece of modern art”.

 

Pembuat meme bukan seniman.

 

 

 

ENTITAS HIDUP DAN MEMORI

Mungkin pembaca akan berkata bahwa saya masih teralu muda untuk beranggapan seperti ini.

0 comments:

Time Paradox Ghostwriter

Teppei Sasaki adalah mangaka yang serialnya sering ditolak oleh editor majalah Shounen JUMP. Saat memutuskan untuk menyerah, petir menyambar kamar Teppei dan majalah Shounen JUMP terbitan 10 tahun mendatang muncul dari dalam microwave-nya. itulah hari di mana kehidupan Teppei berubah.

Artikel kali ini adalah opini saya tentang manga terbitan Weekly Shounen JUMP pada Mei 2020 yang berjudul Time Paradox Ghostwriter karangan Tsunehiro Date dan diilustrasikan oleh Kenji Ichima. Jika kamu belum membaca dan berniat untuk membacanya, saya sarankan segera ke mangaplus. Tapi jika kamu ingin tahu easter egg serta teori lemah yang saya kembangkan, kamu berada di tempat yang tepat.

 

redraw Teppei Sasaki dan Itsuki Aino

Menyusun Teka-Teki

Kisah Teppei Sasaki masuk dalam bootstrap paradox di mana sesuatu dari masa depan muncul, sehingga hal itu menciptakan garis waktu yang lain atau bisa juga terjadi parallel universe. Garis waktu yang pertama, White Knight adalah karangan Itsuki Aino. Garis waktu lainnya atau yang kedua adalah White Knight karangan Teppei Sasaki.

 

MANGA WHITE KNIGHT

Kisah White Knight yang muncul dalam chapter 7 mirip dengan kisah Teppei dan Aino. Teppei akhirnya menjadi pemutus semangat Aino, dalam serial White Knight hantu yang dilawan Izumi sang karakter utama semakin kuat membuat Izumi tak bisa mengalahkannya dan mengingat apa yang dinasihati sang guru.

 

MANGA ANIMA

Serial baru berjudul ANIMA. Dalam teori yang dikemukakan seorang psikologi analitis, Carl Jung, anima adalah sisi feminim pria tanpa disadari. Menurut saya serial White Knight dan ANIMA adalah penggambaran karakter utama kita, yaitu Teppei. Mengapa Teppei? Karena menurut saya Teppei di universe lain adalah seorang mangaka berbakat, yaitu Itsuki. Dan judul ANIMA menurut saya semacam easter-egg dari Date. Maka tidak heran Aino berdamai dengan Teppei alih-alih menuduhnya melakukan plagiat.


ROBOT MIRAI

Selain microwave, yang menjadi misteri adalah Mirai, robot yang diberikan Okano, teman Teppei semasa sekolah. Mirai sendiri dalam bahasa Jepang berarti masa depan. Diceritakan sebelumnya Okano termasuk salah satu finalis di sebuah majalah manga, jadi kita tidak tahu selanjutnya apakah dia menjadi mangaka hebat atau tidak. Yang jelas, saat Teppei menjadi runner-up, Okano memberikan robot Mirai untuknya.


Hal yang sama dialami oleh seorang kakek yang sering menjual majalah Shounen JUMP di taman. Dia berkata tidak bisa melanjutkan mimpinya sebagai seorang mangaka. Di hari terakhir pertemuannya dengan Aino si kakek memberikan robot Mirai, benda yang sama dengan yang diberikan Okano.



Dalam misi menyelamatkan Aino, robot Mirai berkata bahwa orang tua akan melakukan apapun untuk menyelamatkan anaknya. Dia juga berkata telah melakukan segala cara untuk menghancurkan impian Aino, tapi di universe lain Aino masih konsisten dengan impiannya. kemungkinan yang kedua adalah kakek yang dijumpai Aino adalah Teppei di masa depan. dan ini adalah kemungkinan terkuat. dalam misi menyelamatkan Aino, robot Mirai berkata di garis waktu sebenarnya Teppei kerja kantoran tapi masih tetap menggambar. bisa jadi Teppei adalah ayah atau mungkin kakek Aino; atau Okano adalah ayah dari Teppei (ayah Teppei tidak pernah muncul); kakek dari Aino. itulah sebabnya Aino merasa dia dan Teppei punya kesamaan, ini bukan karena sesama mangaka tapi sebagai keluarga.

 

NASIB YANG MIRIP

Manga ini hanya menghasilkan 14 chapter karena diberhentikan oleh JUMP akibat protes dari berbagai kalangan yang keberatan dengan muatan plagiarisme di dalamnya. Tapi teori mulai muncul dalam benak saya dan mungkin pembaca. Apakah time line manga ini sebetulnya sedang mengalami loop yang sama dengan White Knight? Apakah si pengarang adalah Teppei maka manga ini harus dihentikan? kabarnya manga ini dihentikan karena bertolak belakang dengan masyarakat jepang yang menjunjung tinggi kemandirian dan orisinalitas dalam karya mereka. Kemudian posisi manga menurun dan tamat. Ya, sekilas nasib TPGW sama dengan White Knight. Berhenti di saat sedang seru-serunya, apakah Tsunehiro Date adalah Teppei sekaligus Aino di dunia nyata? Fakta menarik adalah serial karya Date sudah beberapa kali dihentikan pihak JUMP, yakni : Cross Account dan Tokyo Wonder Boys.

 

Mungkin masa depan Time Paradox Ghostwriter sebenarnya gemilang seperti nasib White Knight di tahun 2030, cerita masih bisa berkembang dan misteri akan terkuak di tiap chapter sehingga pembaca akan dibuat terkejut. Tapi sayangnya memasuki chapter-chapter terakhir pembaca disuguhkan akhir yang terkesan paksa.


Paradoks waktu : bootstrap paradox

Top easter egg : one piece tamat

 

 

Karena pembahasan kali ini tentang paradox waktu, maka saya akan memberikan beberapa jenis paradoks yang mungkin belum diketahui oleh pembaca.

-   Bootstrap Paradox

Mengirim barang ke masa lalu untuk mengubah masa depan. contohnya di film Back to the Future, Biff tua kembali ke masa lalu dan memberikan almanak pada dirinya yang masih muda. pada chapter pertengahan TPGW, robot Mirai juga memberikan hasil taruhan dua hari kemudian untuk Teppei agar dia bisa membiayai hidupnya. mirip ontological paradox.

 

-   Butterfly Paradox / Butterfly Effect

Butterfly effect terjadi saat kita melakukan sesuatu yang kecil dan berdampak besar. Sebagai contoh jika kita ke masa lalu dan menggagalkan terbentuknya The Quarrymen, mungkin kita tak akan mengenal John, Paul, George, Ringo. Mahakarya dari The Beatles tidak pernah ada, the beatles yang kita tahu hanyalah sekumpulan serangga, grup-grup musik yang terpengaruh musik The Beatles tak akan pernah lahir, bahkan Liam Gallagher mungkin hanya akan menjadi pemuda biasa yang mengidolakan Manchester City.

 

 

 

-   Grandfather Paradox

Sesuai dengan namanya, grandfather paradox adalah paradox tentang keturunan. Jika kamu kembali ke masa lalu dan membunuh kakekmu saat ia masih muda, lalu apa yang terjadi pada dirimu? Jika kakekmu mati salah satu orang tuamu tidak akan pernah ada, dan kamu juga tidak akan pernah ada. Jadi bagaimana bisa sesuatu yang tidak ada meniadakan yang sudah ada?

 

-   Ontological Paradox

Kali ini saya akan mengambil contoh dari kartun SpongeBob Squarepants. Ada episode ketika Squidward kembali ke masa lalu, ia bertemu dengan SpongeBob dan Patrick di jaman batu. Lalu ada scene saat Squidward merasa bosan dan mengajak mereka berdua bermain. Tiba-tiba ubur-ubur datang menyerang dan SpongeBob Patrick lari kesakitan karena disengat ubur-ubur. Akhirnya Squidward membuat jaring ubur-ubur dan mengajarkan mereka cara menggunakannya sesuai dengan apa yang mereka lakukan di garis waktu saat ini. Saat Squidward kembali ke masa depan, ia melihat SpongeBob dan Patrick berburu ubur-ubur, spontan Squidward berkata “ooh, siapa orang bodoh yang menciptakan permainan konyol seperti itu?” Jadi, siapakah yang menciptakan permainan ubur-ubur?

 

 

-   Predestination Paradox

Ketika kembali ke masa lalu, tak peduli berapa kali pun mengubah suatu kejadian, kita takan bisa mengubah takdir. dalam anime Toki wo Kakeru Shoujo a.k.a The Girl Who Leapt Through Time, ada scene di mana Makoto berkali-kali kembali ke masa lalu hanya untuk menghindari pernyataan cinta dari sahabatnya, Chiaki. atau mungkin contoh itu kurang tepat, tapi saya sedang malas mencari contoh, hehehe..hehe.

 

-   Fermi Paradox

Paradox ini dikemukakan oleh Enrico Fermi, seorang fisikawan asal Italia. dia mempertanyakan tentang keberadaan alien. alam semesta sangat luas, alien diyakini adalah makhluk cerdas-bumi dan manusia mudah dikuasai mereka. namun, jika alien itu memang ada, lantas di mana mereka?

 

Omnipotence Paradox

Paradox ini adalah tentang Tuhan. omnipotence sendiri berarti kemahakuasaan. kita semua tahu bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, bisakah Tuhan menciptakan sebuah benda yang berat sampai Tuhan sendiri tidak mampu mengangkatnya? pertanyaan pasti muncul, buat apa juga Tuhan melakukan hal itu? hehe. tadinya saya ragu memasukan paradox ini pada daftar karena masih banyak juga paradox lain tapi menurut saya masih bisa dijawab kecuali beberapa yang sudah saya tulis di atas.

 

Dari judulnya menarik paradoks waktu penulis bayangan.  Jadi sebenarnya penulis bayangannya siapa? Teppei atau Aino?

0 comments:

Pages (8)1234567 »