Menelusuk Lirik Banda Neira



Selamat Hari Blogger Nasional (kemarin) dan Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Berhubung bulan Oktober adalah Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia; dan hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda (hari di mana Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan), rasanya sangat pas ketika kita membahas Pemuda-Pemudi, Peristiwa Sejarah, Bahasa Indonesia dan Sastra (puisi) dalam satu hal yang tidak bisa jauh-jauh dari kita, musik. kali ini saya akan membahas lagu-lagu dari pemuda-pemudi yang dalam bermusik memanfaatkan kekayaan kosakata Bahasa Indonesia sebagai cara mereka mengekspresikan diri serta menyentuh sejarah politik sekaligus merawatnya lewat lagu. mereka adalah Ananda Badudu dan Rara Sekar yang tergabung dalam Banda Neira.

Sedikit Tentang Banda Neira
Banda Neira adalah grup musik folk asal Bandung yang terdiri dari Ananda Wardhana Badudu (jurnalis) dan Rara Sekar Larasati (pegiat sosial). Nanda dan Rara adalah alumnus UNPAR (Universitas Katholik Parahyangan). dari kampus inilah semua bermula, di hari wisuda Rara tanpa sengaja mengajak Nanda untuk menjadi pengiringnya bernyanyi. selepas itu Nanda mengajak Rara untuk menggarap lagu. sebagai proyek iseng di paruh waktu, ternyata musik mereka mendapat sambutan baik dari banyak orang. keisengan pun berlanjut menjadi keseriusan.

lalu mengapa menamai grup mereka Banda Neira? ya, seperti yang kita tahu Banda Neira adalah salah satu pulau dengan pemandangan yang indah yang berada di kepulauan Banda, wilayah Maluku. para pendiri bangsa seperti Sutan Sjahrir dan Bung Hatta pernah diasingkan di sana. tapi mereka tidak merasa terasing, mereka justru menikmati hidup di Banda Neira. Bung Sjahrir mengajar anak-anak di sana dan Bung Hatta membaca buku. "seperti berada di Taman Firdaus" kata Sjahrir. mungkin karena Nanda dan Rara menawarkan lagu-lagu yang membuat kita merasa berada di tempat berbeda (sama seperti kata-kata Sutan Sjahrir tadi) maka mereka memilih nama Banda Neira.



Awal Mendengar Banda Neira
Hujan di Mimpi adalah lagu pertama dari Banda Neira yang saya dengar. berawal dari twitter, lagu ini di-mention oleh akun (kalo tidak salah) @radiobuku yang sering memutar lagu indie saat rehat acara #filsafatkakilima. kesan pertama mendengar lagu ini baik dan menenangkan. kala itu Tetap Dalam Jiwa-nya Isyana serta Keep Being You kerap merayap di dinding kosan teman. diulangi selama kami menyelesaikan tugas kelompok. ternyata lagu dua bersaudari ini masuk ke telinga anak muda secara terselubung. balik lagi ke Banda Neira, dari segi musik mereka menyuguhkan musik yang sederhana. hanya mengandalkan gitar dan xylophone. jujur saja, pada album Di Paruh Waktu dan Berjalan Lebih Jauh permainan gitar Nanda terkesan masih kurang latihan dan suara Rara yang halus seperti adiknya Isyana Sarasvati, pada beberapa lagu terdengar berlebih dari porsinya. hal ini meskipun cukup mengganggu tapi sangat wajar mengingat (saat itu) Banda Neira adalah sebuah proyek iseng di paruh waktu saja. tapi harmonisasi gitar akustiknya, lirik yang seperti larik puisi, serta suara merdu Rara dan Nanda yang agak parau patut diapresiasi. 

Koleksi Album Banda Neira
selama enam tahun Banda Neira mengoleksi satu album Extended Play (EP) bertajuk Di Paruh Waktu dan dua album Berjalan Lebih Jauh (2013) dan Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016). pada album kedua Banda Neira tidak tampil apa adanya. mereka hadir dengan konsep lebih matang dan musikalitas yang makin terasah. pada kesempatan itu mereka menggandeng beberapa musisi untuk kolaborasi. setelah melepas album kedua Banda Neira mengumumkan hiatus karena Rara akan melanjutkan S2 di New Zealand tapi di penghujung tahun 2016 sayang sekali mereka memutuskan untuk bubar. banyaknya pendengar yang kaget dan sedih dengan kabar tersebut kemudian menulis kesan dan harapan untuk Banda Neira ditandai dengan tagar yang menembus trending topik di twitter #terimakasihbandaneira



Lagu adalah puisi yang dinyanyikan. inilah yang kita temui pada lagu-lagu Banda Neira, selain musiknya yang enak didengar mereka juga menulis lirik lagu layaknya puisi. selain itu, ada juga musikalisasi puisi dari beberapa penyair. seperti apa? berikut ulasan singkatnya.

Matahari Pagi (2016)
aransemen lagu ini enak didengarkan. bait pertama dibuka dengan lirik "bilur embun di punggung rerumputan" yang berarti bekas embun di (majas personifikasi) punggung rerumputan. menurut saya lagu ini terasa dingin dan sejuk, lebih cocok didengarkan saat subuh dibanding mendengar saat merasakan hangat matahari. ataukah lagu ini memang pemanasan menyambut Matahari Pagi?

Sebagai Kawan (menampilkan Jeremia Kimosabe) (2016)
setiap mendengar intro-nya tanpa sadar saya langsung membatin "nah.." meskipun sampai kini saya sering lupa ini lagu yang mana. lagu Sebagai Kawan terinspirasi dari kata-kata yang dipopulerkan seorang penyair dan filsuf, Albert Camus. "don't walk behind me; I may not lead. Don't walk in front of me; I may not follow. just walk beside me and be my friend."


Derai-Derai Cemara (Musikalisasi Puisi Chairil Anwar 1949) (2016)
lagu ini digubah dengan begitu sendu sesuai dengan tema puisi si Binatang Jalang. pada puisi ini sang penyair menunjukan kedewasaan dan kepasrahannya kepada Sang Pencipta. "hidup hanya menunda kekalahan.. sebelum pada akhirnya kita menyerah"

Pangeran Kecil (2016)
kita akan disambut dengan suara biola, disusul petikan gitar Nanda dan suara mendayu-dayu Rara yang mampu menina-bobokan dari awal hingga akhir lagu. melihat judul lagu ini, langsung terbayang karya sastra Pangeran Cilik dengan judul asli Le Petit Prince karya penulis asal Perancis yang berprofesi sebagai pilot, Antoine De Saint-Exupery. setelah mendengar liriknya "beri tanda pada gambar yang kau suka..rubah dalam gua atau mawar dalam kaca..", memperkuat anggapan saya bahwa lagu ini terinspirasi dari buku itu. Pangeran Cilik adalah cerita sederhana yang terlihat seperti bacaan anak-anak tapi sebenarnya untuk orang dewasa. salah satu buku yang wajib dibaca.


credit: beritagar.co

Tini dan Yanti (2016)

dilihat dari judulnya mungkin kita akan berpikir Tini dan Yanti adalah dua orang sahabat atau teman sepermainan seperti Dudung dan Maman milik The Changcuters. tapi ternyata salah, Tini adalah nama istri dari Ida Bagus Santosa. Tini tengah mengandung dan jika nanti anaknya perempuan, Ida Bagus akan menamainya Yanti. Ida Bagus Santosa adalah seorang tapol (tahanan polisi) Bali tahun 1965 yang dijebloskan ke dalam penjara karena diduga menjadi simpatisan PKI. di dinginnya dinding penjara Ida Bagus menulis. berpesan pada istri dan anaknya. dia percaya, suatu hari sejarah akan membebaskannya. sebagai penutup syair Ida Bagus menulis dalam bahasa Spanyol "La Historia Me Absolvera" yang berarti sejarah yang akan membebaskanku. tapi pesan itu tak tersampaikan karena Ida Bagus terlanjur dieksekusi. oleh teman-temannya, syair ini kemudian dijadikan semacam Hymne Tapol di Pekambingan, Bali. kisah nyata di balik syair yang menyentuh ini menghidupkan lagu Tini dan Yanti. apalagi ketika didengar pada malam hari sangat menyayat hati.

Mewangi (2016)
Banda Neira menulis lirik yang jarang dipakai. "riuh rasa diembannya melewati hari" yang berarti banyak atau bermacam rasa yang dialami setiap hari. "menyeruak" sama artinya dengan berjalan atau menerobos. pada bait penutup ada kalimat "kalah atau menang kita kan jadi arang dan abu.." menang jadi arang kalah jadi abu adalah peribahasa yang berarti dalam pertengkaran, menang ataupun kalah kita tidak memperoleh keuntungan sama sekali.



Kisah Tanpa Cerita (2013)
lagu yang masuk dalam daftar Lagu Indie Indonesia Terbaik versi saya ini menjadi lagu kedua yang saya dengarkan setelah Hujan di Mimpi. yang dimaksud pada lirik "matahari menyingsing kali ini dari utara, salju turun percaya saja meski belum waktunya" adalah yakini saja hal-hal yang tidak masuk akal. "hatinya teguh ditempa kalut" berarti hati seseorang yang tangguh dibentuk atau terlatih dengan adanya kekacauan. sedangkan lirik "lelaki di ujung tanduk", ujung tanduk adalah istilah dari keadaan yang membahayakan. menurut saya Kisah Tanpa Cerita adalah kisah yang seharusnya tidak terjadi, seharusnya tidak diceritakan pada siapapun karena hal ini 'berbahaya'. bagian favorit saya saat Rara menyanyikan "sore itu tak biasanya.." seolah Banda Neira juga ikut menjelma seperti sore yang tak biasa. alunan musik, nada, dan liriknya begitu menenangkan.

Utarakan (2016)
kali ini hanya Nanda yang bernyanyi diiringi petikan gitar. suara jurnalis Tempo ini terdengar seperti perpaduan antara suara Iwan Fals dan personil Sindentosca, agak parau dan sesekali hilang. Utarakan adalah salah satu lagu favorit saya dari Banda Neira. "lihatlah bunga di sana bersemi.. mekar meski tak sempat kau semai". semai dalam KBBI adalah benih tumbuhan (yang sudah berkecambah) yang akan ditanam lagi sebagai bibit di tempat lain. kata yang sering dipakai dalam lagu kebanyakan penyanyi dihindari Nanda. dibanding katakanlah, bicaralah, ceritakanlah, ia lebih memilih utarakan yang juga berarti mengemukakan pendapat. penggalan liriknya "walau tak semua tanya datang beserta jawab.. dan tak semua harap terpenuhi.. ketika bicara juga sesulit diam, utarakan.. utarakan.. utarakan"


Bunga (2016)
lagu ini perumpamaan kita manusia adalah bunga yang tumbuh mekar bersama harapan kita masing-masing. lirik "hingga ruang mulai beradu" berarti dalam prosesnya, akar dalam tanah pun berbagi ruang-saling melilit, maksudnya adakalanya kita berlomba mengambil kesempatan hingga terjadi perpecahan. " temani daun-daun dan terangi hidupnya" daun-daun di sini mungkin mereka yang kurang atau belum beruntung. kita betul-betul hidup jika kita berguna untuk orang lain, seperti bunga dan daun yang akan terlihat indah jika bersama. "tak semua yang kita tanam kita tuai bersama" meskipun kita memulai suatu impian bersama, tapi keberhasilan tiap orang berbeda waktu dan bentuknya.

Berjalan Lebih Jauh (2013)
genjrengan gitar di intro lagu ini terdengar agak kasar (mungkin untuk menunjukan bahwa lagu ini sebagai pemacu semangat) tapi bisa ditutupi dengan lirik dan suara Nanda dan Rara yang pas. lagu ini merupakan track pertama di album pertama dengan judul yang sama, sebagai penanda pada saat itu Banda Neira telah berjalan lebih jauh dari yang tak terbayangkan. "berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam.. jelajah semua warna bersama"



Ke Entah Berantah (2013)
suara Nanda memang terdengar gugup di awal-awal. tapi harus diakui jika didengar berkali-kali secara tidak sadar akan ikut bernyanyi. "dan kawan bawaku tersesat ke entah berantah.. tersaru antara nikmat atau lara.. berpeganglah erat.. bersiap terhempas ke tanda tanya.." Nanda mengakui banyak yang protes dengan judul yang tidak baku. seperti yang kita tahu kata yang benar adalah Antah Berantah. tapi di sini diplesetkan menjadi Entah Berantah. mungkin disesuaikan dengan tema dan liriknya. berada di tempat yang tidak jelas, entah di mana. terhempas ke tanda tanya. di lagu ini Nanda memilih kata tersaru (kata dasar saru) yang berarti samar, tidak kelihatan atau tidak dapat dibedakan.

Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016)
judul lagu yang juga dijadikan judul album ini diambil dari peribahasa Patah Tumbuh Hilang Berganti, yang berarti hilang satu muncul yang lain. pada lagu ini ada kata "meranggas" yang berarti kering atau tidak berdaun lagi. "..yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna, yang terus berulang suatu saat henti, yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti.." karena lirik dan musiknya yang apik, lagu ini menjadi salah satu lagu paling populer dari Banda Neira terlebih setelah mereka memutuskan untuk bubar. Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti tapi sampai kini rasanya Banda Neira tak terganti.



Di Beranda (2013)
mendengar perpaduan senar gitar dan xylophone di awal lagu membuat saya merasa berada di beranda rumah sederhana dan halaman yang asri welas. diawali dengan suara hati seorang anak "oh ibu tenang sudah, lekas seka air matamu.. sembabmu malu dilihat tetangga.. oh ayah mengertilah rindu ini tak terbelenggu.. laraku setiap teringat peluknya". lagu ini mengandung makna ambiguitas antara seorang anak rantau yang merindukan dan berusaha meyakinkan kedua orang tuanya; pasutri yang saling menenangkan saat rindu anak mereka; seseorang yang beranjak dewasa dan meyakinkan pasangannya bahwa "jika suatu saat buah hatiku, buah hatimu untuk sementara waktu pergi.. usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah.. kita berdua tahu dia pasti pulang ke rumah" 

Benderang (2016)
seperti biasa, Banda Neira memulai lagu dengan gitar akustik yang menenangkan. lagu ini sepertinya hendak meyakinkan kita untuk maju karena masa depan yang cerah benar-benar ada dan terbuka lebar. kita hanya perlu menunggu waktu. di sini Banda Neira memilih kata "terentang" yang berarti jarak. pada lagu ini mengalami banyak repetisi.


credit: serunai.co

Mawar (2013) (Menampilkan Puisi Wiji Thukul)

Mawar didedikasikan untuk para aktivis yang menjadi korban penculikan oleh tim Mawar, Kesatuan Kopassus, TNI AD pada 1997-1998. puisi Sajak Suara dari aktivis yang juga seorang penyair yang masih hilang hingga kini, Wiji Thukul, dibacakan oleh Rara Sekar sebagai penutup lagu.

Hujan di Mimpi (2013)
sepertinya tepat sekali memilih Hujan di Mimpi sebagai lagu pengenalan dengan Banda Neira. lagu ini termasuk paling aman (Di Paruh Waktu) tanpa improvisasi serta liriknya yang indah. "semesta bicara tanpa bersuara.. sepi itu indah.. membisu itu anugerah.. seperti hadirmu di kala gempa jujur dan tanpa bersandiwara" tadinya saya pikir, maksud dari lagu ini saat terjadi gempa seseorang tidak akan jaim. ia akan panik jika memang panik haha.. tapi sepertinya bukan itu. gempa tidak pernah bisa dideteksi kecuali sudah terjadi. tanpa ada tanda tiba-tiba saja terjadi. itulah yang dimaksud semesta bicara tanpa bersuara. dan kita perlu diam untuk bisa mendengarkan.



Langit dan Laut (2016)
terdengar gemuruh ombak dan kepakan sayap serta langkah kaki burung atau penyu (?) mengawali lagu membuat kita merasakan betapa bebasnya berada di bibir pantai memandang langit. dan membiarkan jiwa kita menyatu dengan alam semesta "langit dan laut dan hal-hal yang tak kita bicarakan.. biar jadi rahasia menyublim ke udara.. hirup dan sesatkan jiwa.."

Re: Langit dan Laut (2016)
masih diiringi gemuruh ombak tapi kali ini lagu kedua hanya dinyanyikan oleh Rara. "biarkan saja alam yang berbahasa.. dengarkan saja pasang gelombang yang bersahutan.." lagu yang ditulis dan dinyanyikan oleh Rara ini terdengar berbeda dengan atmosfer lagu pertama. tetap magis tapi langit seperti sedang mendung, petir menyambar dan saat itu gelombang pasang.


credit: sorge magazine

Biru (Menampilkan Layur) (2016)

warna biru adalah simbol dari ketenangan atau kesedihan. Banda Neira dan Layur menampilkan aransemen yang begitu tenang tentang kesedihan dalam hal perpisahan, kegagalan serta kecemasan yang terus menghantui. pada lirik lagu ini ada kata "lesap" yang berarti hilang atau lenyap. juga ada kata "niscaya" kata lain dari pasti.

Kau Keluhkan (Esok Pasti Jumpa) (2013)
saya memang dibuat mengeluh mendengar lagu ini. petikan gitar yang cukup riang, suara Nanda, nada lagu ini, dan saat berbagi suara dengan Rara terasa tidak begitu pas. apalagi ditambah acapella terompet dari Nanda. lagipula ada yang janggal (tapi mungkin itulah seni dalam berpuisi) "dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu" bagaimana bisa matahari berbicara di malam hari? atau mungkin pada malam hari kita bicara pada matahari yang ada dalam diri? bisa saja, karena dalam diri manusia ada dunia yang tidak terbatas. tak heran banyak yang suka mendengar lagu ini, mengesampingkan nada dan suara, ada makna yang disuguhkan Banda Neira lewat lagu Kau Keluhkan.

credit: polka.id

Di Atas Kapal Kertas (2013)

suara Nanda agak mengganggu di awal-awal lagu tapi setelah itu bisa mengimbangi Rara. petikan gitarnya juga tidak stabil, ketika masuk reff menjadi melemah dan temponya seperti berkejaran; agak berantakan. tapi sekali lagi, untuk sebuah proyek iseng bisa dimaklumi. cerita di lagu ini juga layak didengar.

Senja di Jakarta (2013)
lagu yang berdurasi hanya 2 menit 52 detik ini awalnya aman-aman saja. sama seperti mendengar lagu indie akustik lainnya. tapi setelah didengar berkali-kali keunikan yang diciptakan Banda Neira seperti pada lagu-lagu mereka yang lain hilang. petikan gitar - ketukan xylophone, suara Rara yang terdengar nyaman menyanyi a la broadway atau entah apa serta suara Nanda yang parau malah menunjukan keunikan lain dari mereka. lagu ini menggambarkan seseorang yang bersepeda sore menikmati kemacetan jalan di Jakarta.



Rindu (Musikalisasi Puisi Subagio Sastrowardoyo) (2013)
lagu ini sebetulnya adalah musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo, eyang kakungnya Dian Sastrowardoyo. nada lagu ini didapat ketika Nanda menginap di rumah saudaranya saat suasana begitu pengap, panas, dan gelap karena mati lampu. puisi ini menggambarkan situasi yang sepi. rumah kosong yang hanya ditempati perabot rumah. merindukan percakapan-percakapan sekalipun itu benda mati.

Pelukis Langit (2016)
saat mendengar lagu ini imajinasi kita juga ikut bermain. saya membayangkan pelukis langit ini berumur sekitar 30 tahun berwajah cekung tapi badan dan kostumnya seperti Okki di cergam Okki dan Nirmala, warna kostumnya berwarna abu-abu bercak biru tua. buru-buru melompat dari langit ke pelangi lalu melompat lagi ke awan dan entah ke mana lagi. "pelukis langit lari terburu-buru hingga dia lupa warna kuning dan biru.. pelukis langit lari terburu-buru hingga yang ada hanya kelabu.."


Sampai Jadi Debu (Menampilkan Gardika Gigih) (2016)

Terinspirasi dari Kakek dan Nenek Nanda, rupanya ada kenangan pilu di balik lagu ini. saat menggarap album, Nanda ingin orang yang mendengar lagu-lagu Banda Neira menangis. tak lama setelah selesai rekaman, Nenek Nanda yang menjadi inspirasi lagu ini masuk RS dan saat tiba giliran berbicara untuk terakhir kali dengan sang nenek, ia memperdengarkan Sampai Jadi Debu pada neneknya sambil menangis sesenggukan. kemudian neneknya meninggal. di rumah duka, lagu ini kembali diputar mengiringi pemakaman jenazah almh. neneknya. beberapa bulan kemudian, salah satu tokoh inspirasi Sampai Jadi Debu, sang kakek (pakar Bahasa Indonesia, J.S. Badudu) juga berpulang. Nanda merasa ini semacam senjata makan tuan untuknya. ia ingin orang menangis tapi bukan karena kehilangan orang-orang yang disayangi. dan puncaknya, Nanda harus berpisah dengan Rara Sekar, membubarkan Banda Neira.

6 comments:

Playlist Indie Indonesia Terbaik

Lagu-lagu dari indie agaknya makin dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Band-band indie berbagai genre menjamur di seluruh tanah air menyusul Naif, The Adams, Mocca, SID, Burgerkill, GBS, The S.I.G.I.T dan lainnya yang sudah lebih dulu tumbuh di industri dalam negeri bahkan luar negeri. Karena industri musik dewasa ini yang semakin mengikuti selera masyarakat yang makin tergerus lagu-lagu instan, para musisi yang punya idealisme dan ingin kebebasan dalam bermusik akhirnya mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka di jalur indie (independent). Masyarakat Indonesia khususnya anak muda sepertinya sudah bosan dengan musik yang mereka suka, sementara TV, platform musik streaming, dan industri musik dunia juga menempatkan musik yang monoton di barisan paling depan. Maka karya  para musisi independent adalah sebuah 'pelarian' yang tepat dari banyaknya lagu Indonesia yang hanya bercerita soal roman picisan.

berikut adalah daftar putar lagu indie terbaik versi saya berdasarkan aransemen musik, nada dan lirik. dari 15 lagu di bawah ini saya tidak mengurutkan mana yang terbaik karena ada beberapa lagu saya pilih karena suka musiknya saja, liriknya, atau bahkan keduanya. ada juga lagu yang tidak bernaung di bawah label indie tapi saya masukan karena sesuai kriteria di atas. sebelumnya saya sudah pernah mengulas lagu-lagu dari TTATW, ERK, dan Payung Teduh. jika ingin tahu lagu mereka yang lain, sila klik tulisan berwarna dalam artikel ini sesuai nama bandnya.


15. The Trees & The Wild - Derau dan Kesalahan


lagu ini sangat pas menjadi lagu pembuka artikel. Derau dan Kesalahan memiliki intro yang keren. diawali dengan tempo lambat, kemudian cepat dan meletup-letup menggambarkan lagu-lagu di artikel ini yang datang dari berbagai musisi dengan ciri khas masing-masing. tidak banyak pembahasan saya tentang lagu sebagus ini. sila klik TTATW untuk melihat kumpulan lagu folk dan post rock mereka.

14. Efek Rumah Kaca - Seperti Rahim Ibu


lagu ini seperti ikan yang baru tadi subuh ditangkap nelayan dan dijual pukul 06:47, masih presko! Seperti Rahim Ibu adalah single terbaru ERK yang diciptakan khusus untuk menjadi soundtrack Mata Najwa, bahkan ditulis sendiri oleh sang jurnalis dan dibantu oleh Cholil. nada-nada yang minor serta pemilihan diksi yang tepat membuat lagu ini begitu puitik tapi tetap lugas. mendeskripsikan harapan seseorang untuk kehidupan berbangsa yang satu, saling melindungi dan menguatkan, selayaknya rahim ibu. jika ingin lihat lagu-lagu ERK lainnya sila klik Efek Rumah Kaca

13. Mr. Sonjaya - Sang Filsuf


terus terang saya kurang suka suara vokalis Mr. Sonjaya tapi Sang Filsuf memaksa saya memasukan band asal Bandung ini ke dalam Playlist Indie Indonesia Terbaik. bukan menyebutkan nama tokoh filsuf atau mengemukakan pemikiran mereka, di lagu ini Mr. Sonjaya seolah berbicara langsung dengan seorang filsuf macam Friedrich Nietzsche. tentu saja lagu ini untuk mereka yang bingung dan meragukan cinta. kita tidak akan pernah mengerti seisi alam semesta dan cara kerjanya. kita hanya perlu menerima dan menikmatinya. dan cinta adalah hal paling berharga yang dimiliki manusia.

12. Bangkutaman - Penat


sesuai dengan judulnya, lagu ini menggambarkan seseorang yang merasa penat, jenuh dan muak dengan kehidupan sekitar. liriknya lugas terdengar asik dengan musik folk rock diakhiri sentuhan harmonika a la Bob Dylan. Penat cocok didengarkan saat hari sudah sore memandang hiruk-pikuk jalanan  macet sambil ngeteh, ngopi, bahkan nge-wedang jahe.

11. Float - Tiap Senja


intro-nya mirip Nice Dream dari Radiohead. di antara banyaknya lagu Float, Tiap Senja adalah yang terfavorit karena selain aransemen musiknya, liriknya juga sangat.. sangat.. ah, pokoknya begitulah. lagu ini sangat cocok didengarkan saat santai. sepenggal liriknya "kau tak nyata pun tak semu" mengingatkan saya saat sedang memutar lagu ini dan bermain Solitaire. sudah berapa kali menang tapi kemenangan itu tak ada artinya sama sekali. nyata tapi semu belaka huft...

10. SORE - Ambang


Ambang diambil dari album bertajuk Centralismo pada tahun 2005. lagu ini unik dan enak didengar. dalam satu lagu kita bisa mendengar bermacam genre karena musik yang ditawarkan SORE berbeda-beda seperti jazz, chamber pop, psychedelic dan lainnya. di lagu ini suara sang vokalis mirip dengan suara Hyde (L'Arc 'En Ciel). di pertengahan lagu kita seperti mendengar permainan piano Muse dalam United State of Eurasia. grup musik ini termasuk produktif dalam mencetak album. satu yang menarik dari SORE, semua personil bertangan kidal. 


9. White Shoes & the Couples Company - Kisah dari Selatan Jakarta


Lagu ini bernuansa pop klasik dengan sentuhan jazz. liriknya sederhana tapi bisa dikaitkan dengan berbagai tafsir. tadinya saya tidak ingin mendengar lagu-lagu dari Ale cs karena melihat tampilan mereka yang retro nuansa disco 70an (wkwk) rasanya tak akan menyukainya, tapi saat pertama kali mendengar lagu ini ternyata tune-nya enak, tak heran WSATCC dikontrak label indie luar negeri.

8. Dul Jaelani - Cakrawala


lagu yang video clip-nya mengambil latar kawasan Gunung Semeru ini ditulis sendiri oleh Dul. dan menurut saya Cakrawala layak masuk dalam lagu indie terbaik yang nantinya akan jadi catatan penting untuk Dul dalam industri musik Indonesia. meskipun usia adik Al dan El ini masih muda, Dul mampu menciptakan lagu yang puitis seperti ayahnya. ia juga berani berjalan sendiri melepas Cakrawala berbalut grunge a la Nirvana. Dul mengaku akan terus bereksperimen dalam bermusik. sebelumnya Kamu dan Aku (mirip Radiohead - No Surprises) hadir dengan pop alternatif dan baru-baru ini Taklukkan Dunia dengan musik EDM.

7. Barasuara - Hagia


Barasuara adalah sekumpulan maestro di bidangnya masing-masing. kadang kita tak perlu menghafal lirik dan nadanya, cukup menikmati permainan musik mereka. tapi berbeda dengan Hagia, lagu ini cukup menarik. singkatnya Hagia Sophia awalnya adalah sebuah Gereja Kristen Ortodoks di Turki, kemudian menjadi Masjid, dan beralih fungsi menjadi Museum. pada akhirnya bangunan itu menjadi tempat untuk dikunjungi semua orang. penggalan Doa Bapa Kami menjadi bait penutup lagu ini. melihat anak bangsa akhir-akhir ini yang bergesekan soal keyakinan, sepertinya perlu duduk dan mendengar Hagia.

6. Glenn Fredly feat. Monita & Is 'Payung Teduh' - Filosofi dan Logika


sebuah aransemen musik sederhana dengan lirik yang memikat. kehadiran Is (saat itu masih jadi personil Payung Teduh) dalam kolaborasi membuat lagu ini terdengar enak menurut saya. ini karena suara Glenn dan Monita yang lembut dan tempo lagu lambat cenderung membosankan mendominasi lagu jadi berbeda pada verse kedua saat Is bernyanyi. dieksekusi dengan baik lewat bait yang baik pula.

5. Payung Teduh - Puan Bermain Hujan


selepas ditinggal vokalis dan bassis, kini Payung Teduh menyisakan Ivan, Cito dan Comi yang kembali bergabung di bulan Agustus lalu. sebenarnya Diam (kolaborasi dengan Citra) yang menjadi single terbaru PT akan saya muat di artikel ini. lagu keroncong terbaru mereka memang asik. tapi setelah mencari lagu yang paling tepat pilihan saya jatuh pada Puan Bermain Hujan yang cukup baru karena Is saat itu masih tergabung dalam penggarapan lagu ini. pertama kali mendengar PBH di salah satu aplikasi musik online langsung membuat saya jatuh cinta. suasana keroncong yang mendayu-dayu ini menjadi warna tersendiri dalam album Ruang Tunggu. mengingatkan saya pada 'kakaknya', Angin Pujaan Hujan. lagu-lagu Payung Teduh formasi lama ada di sini

4. AriReda - Hujan Bulan Juni


Hujan Bulan Juni adalah salah satu puisi paling populer dari salah seorang penyair favorit saya, Sapardi Djoko Damono. puisi yang lahir tahun 1994 ini menjadi lebih sendu saat dimusikalisasi oleh alm. Ari Malibu dan Reda Gaudiamo yang tergabung dalam duo vokal AriReda. jika bersedia membaca pengalaman saya bertemu Pak Sapardi, sila klik Sapardi Djoko Damono

3. Banda Neira - Kisah Tanpa Cerita


ada banyak lagu dari Banda Neira yang enak didengar. meskipun hanya sebuah proyek iseng, nyatanya Ananda Badudu dan Rara Sekar mampu menulis lirik dan mengaransemen musik dengan sangat baik. musik Banda Neira ringan tapi liriknya tidak receh. contohnya ada di lagu ini, salah satu lagu favorit saya. sayangnya duo band ini sudah bubar pada akhir 2016 silam. mungkin nanti saya akan ulas lagu-lagu mereka di artikel berikut.

2. Anda - Tentang Seseorang


intro yang iconic disusul dengan bait pertama yang begitu puitik membuat saya menjadikan lagu ini sebagai salah satu lagu Indonesia terbaik sepanjang masa karena sampai saat ini (menurut saya) lirik Tentang Seseorang takkan terganti dengan lirik lagu apapun. musiknya begitu tenang dan syahdu mirip Don't Panic-nya Coldplay. meski sudah mendengarkan lagu ini sejak SD (saat booming AADC) saya masih dan akan selalu menyukai lagu ini. "akankah seseorang yang kuimpikan 'kan hadir.. raut halus menyelimuti jantungku.." definitely poetic!

1. Eross Candra feat. Okta - Cahaya Bulan


sebetulnya lagu ini sengaja diciptakan untuk dijadikan soundtrack film Gie pada 2005. Mira Lesmana selaku produser menunjuk Eross untuk menciptakan lagu. dengan menggaet Okta, terbukti lagu ini begitu puitik dan liris apalagi hanya diiringi gitar, biola dan cello menambah kesan sunyi yang berisi. penggalan puisi Soe Hok-Gie dengan judul yang sama dijadikan reff seolah Hok-Gie sendiri ikut andil dalam proses pembuatan lagu dan film tentang perjalanan semasa hidupnya.

1 comments:

Terjemahan Lagu Suede - Beautiful Ones

Saya tidak tahu banyak tentang Suede. tapi ada satu hal yang mengantarkan saya mau menerjemahkan lagu dari band Inggris yang terbentuk tahun 1989 ini. yang saya ingat, lagu mereka berjudul Beautiful Ones bagian reff mirip dengan lagu di sinetron (ngga tahu judulnya) akhir tahun 90an atau awal 2000. entah itu lagu yang nadanya mirip atau apa.. yang jelas, ketika masuk reff,  suasana (di tv) begitu suram, berkabut. seorang wanita berada di pekuburan. sedih (sepertinya) tidak terima melihat orang-orang di sekitarnya tak bisa melihatnya lagi, lalu dari dalam tubuh jiwanya terangkat (editan nyawa melayang). horror memang untuk anak balita. dan setiap iklan sinetron itu muncul atau mendengar lagu Suede - Beautiful Ones saya jadi takut sendiri. belasan tahun berlalu dan salah satu acara olahraga sepak bola menjadikan lagu ini sebagai backsound pada salah satu liputan(judul backsound disertakan di sisi kiri bawah), dari situlah saya tahu nama band dan judul lagunya. sampai kini ternyata tidak ada yang membuat terjemahan lagu tersebut. untuk itu, lagu yang sudah lama, yang punya sisi mistis tersendiri buat saya ini, diterjemahkan. Beautiful Ones adalah sebuah potret di tengah krisis bahan bakar yang meroket, para remaja entah dia kaya atau miskin, hidup sekadar hidup. menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia. tapi pada akhir lagu, penulis yang tak lain sang vokalis, Brett Anderson beranggapan bahwa itu semua bukan salah anak-anak sepenuhnya, peran orang tua sangat penting. oiya, kalo ada yang tahu judul sinetron yang saya maksud, kasih tahu ya 🙏





Beautiful Ones


High on diesel and gasoline
harga solar dan bensin melambung
Psycho for drum machine
jiwa untuk menyokong mesin
Shaking their bits to the hits, oh
sedikit mengguncang mereka hingga terbentur
Drag acts, drug acts, suicides
terseret perbuatan, konsumsi obat - obatan, bunuh diri 
In your dad's suits you hide
kau sembunyi dibalik pakaian ayahmu
Staining his name again
mengotori namanya lagi

Cracked up, stacked up, twenty-two
hancur tak berdaya di usia muda
Psycho for sex and glue
jiwa untuk seks dan nge-lem
Lost it to Bostik, yeah
habis di Bostik
Shaved heads, rave heads, on the pill
kepala gundul, meracau karena pil
Got too much time to kill
terlalu banyak menghabiskan waktu
Get into bands and gangs, oh
bergabung dengan gerombolan

Here they come
mereka datang
The beautiful ones
orang-orang cantik
The beautiful ones
orang-orang menarik
La la la la
Here they come
mereka datang
The beautiful ones
orang-orang yang elok
The beautiful ones
elok rupanya
La la la la la

La la, loved up, doved up, hung around
dicintai, larut dalam pergaulan
Stoned in a lonely town
dirajam di kota yang sepi
Shaking their meat to the beat
mengguncang mereka untuk mengacau
High on diesel and gasoline
harga solar dan bensin melambung
Psycho for drum machine
jiwa untuk menyokong mesin
Shaking their bits to the hits, oh
sedikit mengguncang mereka hingga terbentur

Here they come
mereka datang
The beautiful ones
orang-orang cantik
The beautiful ones
orang-orang menarik
La la la la
Here they come
mereka datang
The beautiful ones
orang-orang yang elok
The beautiful


You don't think about it
kau tak memikirkannya
You don't do without it
kau tak melakukannya tanpa itu
Because you're beautiful
karena kau cantik
And if your baby's are going crazy
dan jika anakmu menjadi gila
That's how you made me, wo oh
itulah caramu membuatku seperti ini

15 comments:

Pages (8)1234567 »